Selasa, 25 Agustus 2015

Bahasa Indonesia Kelas 5 Semester 1

1. Rina pergi ke pantai/laut untuk melihat matahari.
2. Mereka membuat terasering di daerah pegunungan.
3. warga Tegalsari melaksanakan kerjabakti membuat pos ronda.
4. Roni membaca buku di perpustakaan sekolah.
5. Mereka bermain sepakbola di lapangan.
6. Disebut apakah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita? Alur.
7. Kakak sudah "makan garam" dalam kegiatan kemah. Makan garam artinya Berpengalaman.
8. Toni dan Tino bermaian di tanah lapang. Manakah keterangan pada kalimat tersebut? Di tanah lapang.
9. Apa yang ditulis setelah melakukan suatu kunjungan? Membuat laporan kunjungan.
10. Disebut apakah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan dilakukan dengan menggerakkan badan? Olahraga.
11. Mona bermain setelah selesai mengerjakan PRnya.
12. bu Nita terlambat tiba di sekolah karena jalanan macet.
13. Murid-nurid pulang lebih awal karena guru-guru akan rapat.
14. Niko dan Rio suka berolahraga.
15. Wina ingin pergi ke rumah Nia tetapi Nia tidak ada di rumah.

IPA- Kelas 5 Semester 1

1. Pernafasan adalah proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup yang gas yang ada di lingkungannya.
2. Gas yang dibutuhkan dalam bernafas adalah O2 / Oksigen.
3. Stigma adalah lubang yang terletak di sisi tubuh bagian kiri0kanan.
4. Serangga bernafas dengan Trakea.
5. Guna gelembung renang pada ikan adalah untuk menyimpan oksigen dan mengatur gerak.
6. Paru-paru manusia terdiri dari 2 bagiam yaitu 2 gelambir paru-paru kiri dan 3 gelambir paru-paru kanan.
7. Labirin pada ikan berguna untuk menyimpan udara.
8. Mengapa ikan paus pada saat tertentu naik ke permukaan air?
karena, untuk menghirup udara dan setelah lama menyelam kembali ke permukaan air untuk menghembuskan udara lembab dan hangat dari paru-paru.
9. Makanan yang tidak dapat dicerna di dalam tubuh jika tidak dikeluarkan dari tubuh akan mengganggu Saluran Pencernaan.
10. Makanan bagi tubuh kita berguna untuk menambah energi.
11. Karbohidrat disebut juga Hidrat arang.
12. Karbohidrat pada tubuh kita berguna untuk : sebagai sumber tenaga, sebagai makanan cadangan, untuk mempertahankan suhu tunuh.
13. Sari makanan di dalam tubuh diedarkan ke seluruh tubuh oleh Usus Halus.
14. Sisa sari makanan akan dibusukkan oleh bakteri pembusuj di dalam usus besar.
15. Jenis makanan yang tidak mudah dicerna disebut Makanan berserat, Contoh : sayur dan buah.
16.Tugas alat pencernaan :
a) Gigi : menghancurkan makanan yang masuk dalam rongga mulut.
b) Lidah : mengatur letak makanan saat dikunyah, membantu menelan makanan, mengecap rasa makanan.
c) Usus halus : mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh.
17. a) Gigi Seri : memotong makanan
      b) Gigi Taring : merobek makanan
      c) Gigi Geraham : mengunyah/menggilas makanan
18. Fungsi kelenjar ludah : untuk mencerna zat tepumg (amilum) secara kimiawi menjadi gula.

Sabtu, 15 Agustus 2015

IPA Kelas 5



PENGERTIAN,PENYEBAB & CARA MENANGGULANGI BANJIR

Pengertian banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
PENGERTIAN BANJIR
Berdasar SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Kemudian dalam Buku Geografi kelas XI yang ditulis oleh Nurmala Dewi tahun 2007, banjir adalah peristiwa tergenangnya suatu wilayah oleh air, baik air hujan, air sungai, maupun air pasang. Berdasar dua pengertian tersebut, kami menyimpulkan bahwa banjir adalah aliran air sungai atau selokan yang meluap karena sungai atau selokan tersebut tidak mampu menahan aliran air.

PENYEBAB TERJADINYA BANJIR
Banjir terjadi karena beberapa faktor sebagai berikut:
1. Penyumbatan aliran sungai ataupun selokan
Penyumbatan ini terjadi karena masyarakat terbiasa membuang sampah di sungai. Mereka beranggapan bahwa apabila sampah dibakar, maka akan menimbulkan polusi udara dan bau tidak sedap. Sehingga mereka mengambil jalan pintas tanpa memikirkan sebab dan akibatnya.
Penyumbatan ini juga terjadi karena sedimentasi atau pengendapan yang terjadi di hilir sungai. Pengendapan ini mengurangi kemampuan sungai untuk menampung air.
2. Penggundulan hutan
Sikap manusia yang tidak berfikir jauh sebelum bertindak, menyebabkan manusia bertindak secara sewenang-wenang terhadap lingkungan. Tindakan ini dapat berupa penebangan hutan yang tidak menggunakan sistem tebang pilih. Akibat yang ditimbulkan adalah tidak adanya pohon untuk menyerap air sehingga air mengalir tanpa terkendali.
3. Curah hujan tinggi
Curah hujan yang relatif tinggi, menyebabkan sungai-sungai tidak mampu menampung volume air yang melampaui kapasitas.
4. Sedikitnya daerah serap
Di zaman modern kali ini, daerah serapan sangat jarang ditemukan. Terutama di daerah perkotaan yang pada dasarnya sangat rentan terhadap banjir, mengingat kondisi kota berada di dataran rendah. Daerah serap justru banyak tertutup dengan aspal ataupun pembetonan sehingga air tidak dapat meresap ke dalam lapisan tanah.
5. Pendirian rumah di sepanjang sungai
Masyarakat yang mendirikan rumah di pinggir sungai, cenderung mengurangi lebar sungai. Dengan berkurangnya lebar sungai, menyebabkan air tidak mengalir secara optimal.
 
CARA PENANGGULANGAN BANJIR
Untuk menanggulangi terjadinya banjir, maka dibutuhkan cara penanggulangan sebagai berikut:
1. Pengoptimalan sungai ataupun selokan
Sungai ataupun selokan sebaiknya dipelihara dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Sungai ataupun selokan tidak untuk tempat pembuangan sampah. Kebersihan air dan deras arusnya harus di pantau setiap saat sekedar untuk mengamati jika sewaktu-waktu terjadi banjir.
2. Larangan pembuatan rumah penduduk di sepanjang sungai
Tanah di pinggiran sungai tidak seharusnya digunakan sebagai areal pemukiman penduduk. Selain menyebabkan banjir, juga tatanan pola masyarakat menjadi tidak teratur.
3. Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi
Pohon yang telah ditebang seharusnya ada penggantinya. Menebang pohon yang telah berkayu kemudian tanam kembali tunas pohon yang baru. Ini bertujuan untuk regenerasi hutan agar tidak gundul.
4. Mempergunakan alat pendeteksi banjir sederhana
Untuk memantau tanda-tanda terjadinya banjir, dibutuhkan suatu alat pendeteksi banjir. Alat pendeteksi ini dibuat secara sederhana agar masyarakat mampu untuk membuatnya.
 
Kesimpulan
1. Banjir merupakan bencana alam yang sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan.
2. Banjir memiliki dampak negatif yang cukup banyak, salah satu diantaranya adalah rusaknya sarana dan prasana masyarakat.
3. Banjir dapat diatasi dengan berbagai hal, misalnya dengan dibuatnya alat pendeteksi banjir sederhana.
PENGERTIAN,PENYEBAB & CARA MENANGGULANI TANAH LONGSOR
Tanah longsor terjadi akibat perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau campuran kedua material tersebut yang bergerak kebawah atau keluar lerengterjadinya kelongsoran diawali oleh air yang meresap kedalam tanah menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai ketanah kedap air, tanah menjadi licin dan tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.


 Faktor Penyebab Tanah Longsor

1. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.
2. Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas. 
4. Batuan yang kurang kuat
Pada umumnya, batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.

5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.
8. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.
9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
10. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11. Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:
  • Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
  • Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur.
  • Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
  • Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
  • Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama.
  • Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
  • Longsoran lama ini cukup luas.
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
  • Bidang perlapisan batuan
  • Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
  • Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
  • Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air).
  • Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
  • Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.
13. Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.
14. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.
Wilayah Rawan Tanah Longsor
Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta.  
Daerah yang memiliki rawan longsor :
  • Jawa Tengah 327 Lokasi 
  •  Jawa Barat 276 Lokasi 
  • Sumatera Barat 100 Lokasi
  • Sumatera Utara 53 Lokasi
  • Yogyakarta 30 Lokasi
  • Kalimantan Barat 23 Lokasi
  • Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.
Tampak bahwa kejadian bencana dan jumlah korban bencana tanah longsor di Propinsi Jawa Barat lebih besar dibandingkan dengan propinsi lainnya. Hal demikian disebabkan oleh faktor geologi, morfologi, curah hujan, dan jumlah penduduk serta kegiatannya.nya Tanah Longsor
  • Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman.
  • Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman
  • Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan. 
  • Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
  • Jangan menebang pohon di lereng
  • Jangan membangun rumah di bawah tebing.
  • Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal.  Pembangunan rumah yang benar di lereng bukit.
  • Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal. Pembangunan rumah yang salah di lereng bukit.
  •  Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak. 
  • Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
Tahapan Mitigasi Bencana Tanah Longsor
Pemetaan
      Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.

 Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.


Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.

Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah
Pemeriksaan Tanah Longsor
      Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.

        
                              SELAMA DAN SESUDAH TERJADI BENCANA
      Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban   secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
  •         Kondisi medan.
  •         Kondisi bencana.
  •         Peralatan.
  •         Informasi bencana.
      Rehabilita
      Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.
      Rekonstruksi
      Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%. 
      Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
  •        Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
  •        Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pem-bangunan).
  •        Vegetasi kembali lereng-lereng.
  •        Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.

IPA Kelas 5



PENYAKIT – PENYAKIT PADA SISTEM PERNAPASAN

A.          GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN(AFIKSI)
            Sistem pernapasan terutama beerfungsi untuk melakukan pengambilan oksigen oleh darah dan untuk membuang karbon dioksida. Tempat terjadinya pertukaran gas, terdapat dalam paru-paru yang terletak di dalam rongga dada disebut jaringan pernapasa. Paru-paru di hubungkan dengan lingkungan luar melalui serangkaian saluran hidung, faring, laring, trakea dan bronki. Efek kesehatan manusia pada kualitas udara sangat miskin, hal itu terutama mempengaruhi sistem pernafasan tubuh dan sistem kardiovaskular reaksi individu untuk polutan udara. Gangguan-gangguan pada pernapasan dapat disebabkan oleh kuman, polusi udara, atau faktor keturunan. Efek kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara bisa berkisar dari biokimia halus dan perubahan fisiologis kesulitan bernafas, mengi, batuk dan kejengkelan kondisi terhadap pernapasan dan jantung. Adapun efek dari kesehatan ini dapat mengakibatkan penggunaan obat meningkat, peningkatan kunjungan dokter atau gawat darurat, rawat inap lebih dan bahkan kematian dini. pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat mengalami gangguan. Gangguan ini biasanya berupa kelainan atau penyakit. Penyakit atau kelainan yang menyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkan terganggunya proses pernapasan.
Macam-macam gangguan pada saluran pernapasan diantaranya:
 
a.    Asfiksi
Keracunan gas-gas CN (sianida) dan atau CO (karbon monoksida) ini mengganggu proses peningkatan O2 oleh darah karena gas CO dan CN memiliki daya ikat jauh lebih tinggi terhadap hemoglobin dari pada daya ikat hemoglobin terhadap O. Gangguan pengangkutan oksigen ke sel-sel tubuh/jaringan tubuh disebut asfiksi. Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia. Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.


b.   Bronkitis
Penyakit radang pada bronkus disebut bronkitis. Bronkitis merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas. Bronkitis terbagi menjadi dua yaitu Bronkitis Akut dan Bronkitis Kronis. Bronchitis Akut lebih umum dan biasanya disebabkan oleh infeksi virus pada paru-paru. Bronchitis akut mungkin juga disebut chest cold. Bronchitis akut dapat menjadi lebih buruk oleh merokok. Kira-kira 90% dari Infeksi-infeksi ini berasal dari virus, 10% dari bakteri. Bronchitis Kronis adalah batuk yang bertahan untuk dua sampai tiga bulan setiap tahun, bronkitis kronis ini paling sedikit dua tahun. Bronkhitis kronis mungkin disebabkan oleh satu dari beberapa factor, salah satunya disebabkan oleh merokok dalam jangka panjang yang mengiritasi tabung-tabung bronchial dan menyebabkan menghasilkan lendir yang berlebihan. Gejala-gejala dari bronchitis kronis juga memburuk oleh konsentrasi yang tinggi dari sulfur dioxide dan polutan-polutan lain di atmosfir. Bronchitis kronis ditemukan dalam angka-angka yang lebih tinggi daripada normal diantara pekerja-pekerja tambang, pedagang-pedagang biji padi-padian, pembuat-pembuat cetakan metal, dan orang-orang lain yang terus menerus terpapar pada debu. Selain itu peradangan juga terjadi pada organ lain yaitu:
a)      Peradangan pada hidung yang disebut rinitis
b)      Peradangan disebelah atas rongga hidung disebut sinusitis
c)      Peradangan pada laring disebut laringitis
d)     Radang pleura (selaput pembungkus paru-paru) disebut pleuritis.
Adanya penyumbatan di rongga faring dan laring karena difteri, laringitas atau tetanus (kejang otot) sering di tanggulangi dengan melakukan trakeostomi (melubangi trakea).
c.    Tubercolosis / Tbc
Pada Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang merupakan penyebab penyakit TBC. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil kecil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah. Biasanya penderita penyakit ini mengalami batuk berat, yang dapat disertai batuk darah dan menjadi kurus.


d.   Asma
Penyakit ini terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan. Biasanya asma ditandai dengan mengi, batuk dan rasa sesak di dada secara berkala atau kronis. Penyempitan saluran pernapasan disebabkan oleh hal berikut ini :
a)      Sumbatan jalan napas yang sebagaian reversibel
b)      Radang jalan napas sehingga merusak sel epitel saluran napas
c)      Reaksi yang berlebihan pada jalan napas terhadap berbagai rangsangan, misalnya reaksi alergi.
Serangan asma biasanya lebih berat saat malam dan dini hari, karena pada saat itu terjadi penyempitan pada bronkus akibat udara dingin. Penderita asma biasanya di obati dengan obat-obatan yang di sebut bronkodilator. Obat ini tidak di minum atau di suntikan ke penderita tetapi digunakan untuk dihirup.
e.    Emfisema
Emfisema merupakan penyakit paru-paru degeneratif yang terjadi karena jaringan paru-paru kehilangan elastisitasnya akibat gangguan jaringan elastik dan kerusakan dinding di antara alveoli. Penyakit emfisema ini disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, debu-debu industri, dan polutan lainnya. Semua itu melemahkan dinding alveoli sehingga berkurangnya tingkat elastisitasnya. Akibatnya alveoli pecah dan dinding-dindingnya menyatu. Pada empisema stadium lanjut, inspirasi dan ekspirasi terganggu dan beban pernapasan meningkat sehingga timbul komplikasi seperti hipertensi pulmonal atau pembesaran jantung yang di ikuti gagal ginjal. Emfisema dapat dicegah dengan cara berhenti merokok tetapi dinding-dinding alveoli yang sudah pecah tidak dapat disembuhkan.
f.     Pneumonia
Penyakit ini terjadi karena terinfeksi bakteri Diplococcus pneumoniae yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru atau radabg dinding alveolus.
g.    Kanker Paru-Paru
Penyakit ini disebabkan oleh abnormalitas pembelahan sel pada jaringan di paru-paru misal di bronkiolus. Faktor pemicunya yang terbesar adalah paparan asap rokok secara terus-menerus. Jika hal itu terjadi, sel-sel basal epitel bersilia pada paru-paru akan digantikan oleh sel-sel epitel yang membelah secara tidak beraturan (abnormal). Akibatnya terjadi penebalan pada bronkiolus. Jika sel-sel itu terlepas, kanker akan menyebar pada seluruh paru-paru dan ke organ-organ lain.


h.   Fibrosis Sistis
Penyakit ini merupakan penyakit genetic yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Penderita penyakit ini menghasilkan sekresi keringat, lendir dan cairan lainnya lebih banyak dan lebih kental. Akibatnya saluran pernapasan menjadi tersumbat dan terinfeksi sehingga pernapasan menjadi sulit. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun pemberian obat-obatan dan pijatan menjadikan penderita hidup lebih nyaman.
i.      Asidosis
Penyakit yang disebabkan oleh kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu. Hal ini disebabkan gangguan transport O2 sehingga kadar CO2 meningkat.
j.     Tonsilitas
Tonsilitas adalah peradangan pada tonsil (amandel). Tonsil adalah kelompok jaringan limfoid yang terdapat di rongga mulut. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran pernapasan, tonsil akan membengkak (radang). Pembengkakan tonsil dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Jika pembengkakan tonsil sangat mengganggu, tonsil dapat dihilangkan melalui operasi
KESIMPULAN:
Gangguan-gangguan pada pernapasan dapat disebabkan oleh kuman, polusi udara, atau faktor keturunan. Terdapat beberapa gangguan dan kelainan yang menyerang alat-alat, antara lain: Asfiksi, Radang, TBC, Asma, Emfisema, Pneumonia, kanker paru-paru, pibrosis sistis, Asidosis, Tonsilitas. Kelainan yang terdapat pada sistem pernapasan sebagian besar di akibatkan oleh rokok, asap roko karena dengan merokok terjadi penyempitan saluran pernapasan, sehingga timbul lah penyakit-penyakit yang telah di jelaskan di atas.